Ayat Yang Membuat Rasulullah SAW Ubanan

Posted by Kafanal Kafi on Monday, March 17, 2014

Pagi ini saya membaca sebuah blog yang memuat tentang uban. Dalam blog tersebut dituliskan beberapa penyebab dari ubanan yang diantaranya karena faktor usia, merokok, stress, genetika dan kondisi medis. Namun di blog lain saya temukan sesuatu yang baru, sesuatu itu adalah Rasulullah SAW beruban karena salah satu penyebab yang saya sebut tadi. Ya, Rasulullah beruban karena memikirkan satu ayat dalam surat Hud ayat 112.
Menurut Al-Qurtubi di dalam tafsirnya menukil teori dari Abu Abdullah perihal ubanan.  Didalam tafsirnya itu, Abu Abdullah mengatakan, "Allahu a’lam, bahwa uban bisa muncul karena tekanan psikologis dahsyat yang menyebabkan berkurangnya kelembaban tubuh hingga memengaruhi suplai nutrisi pada akar-akar rambut. Bila tekanan itu berlarut dan suplai nutrisi ke rambut benar-benar terhenti maka rambut akan memutih. Persis seperti tumbuhan yang akan menguning bila kekurangan air. Begitulah teori ubanan." Dan itulah yang Rasulullah SAW alami.
Rasulullah SAW ubanan bukan karena memikirkan sesuatu yang bersifat materi atau keduniaan. Akan tetapi Rasulullah beruban karena memikirkan konsekwensi satu ayat yang beliau rasakan sangat berat yaitu surah Hud ayat 122:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلاَ تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ


"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Hud : 122)

Ibnu Abbas mengatakan, “Tidak ada ayat yang turun kepada Rasulullah yang lebih berat dari ayat ini. Oleh karena itu, ketika para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, engkau tampak lebih cepat beruban,’ maka Rasulullah menjawab, "Hud dan surat-surat sejenisnya yang membuatku cepat ubanan.”

Dalam tafsir Ar-Razi disebutkan bahwa seorang sahabat berkata, “Aku bermimpi bertemu Rasulullah kemudian bertanya, ‘Wahai Rasulullah, ayat apa dalam surat Hud yang membuatmu ubanan?’ Jawab Rasulullah, ‘Ayat fastaqim kama umirta.’

Dalam hadits ini beliau mengatakan Ayat fastaqim yang merupakan ayat tentang perintah istiqamah. Lantas apa makna dari istiqamah itu?
Umar bin Khattab menjelaskan makna istiqamah dengan mengatakan, “Istiqamah artinya konsisten menetapi perintah dan menjauhi larangan Allah dan tidak mencari-cari celah sebagaimana yang biasa dilakukan oleh musang dan serigala.” Jadi, bila diibaratkan jalan yang lurus, istiqamah berarti kita fokus pada satu arah tanpa condong ke kanan atau ke kiri.

Sayyid Qutub di dalam tafsirnya, Fî Dzilâlil Qur’ân menyatakan bahwa sikap istiqamah seperti itu membutuhkan kesadaran dan kewaspadaan ekstra. Seseorang harus tahu betul batasan-batasan jalan yang ia tempuh. Juga harus bisa menguasai dorongan-dorongan nafsu yang bisa jadi akan menariknya ke kanan atau ke kiri. Ringkasnya, istiqamah membutuhkan kerja keras dalam setiap gerak hidup. Kalau hanya sehari dua hari, atau sebulan dua bulan, bisa jadi itu sesuatu yang ringan. Tapi bila setiap saat, setiap waktu, kapan pun, dan di mana pun, sungguh butuh kesadaran dan kewaspadaan ekstra. Bahkan Rasulullah pun merasakan berat dan sulitnya hal itu, sehingga membuat beliau ubanan. wallahu a'lam

Blog, Updated at: 5:27 PM

0 comments:

Post a Comment

Komentarlah dengan bijak :-)